Aneh kan? Apa salah sebuah lembaga pendidikan yang sering memberikan subsidi kepada warga tidak mampu yang menitipkan putra-putrinya belajar di situ? Yakin, dalam hati kecil si perusak pasti menyesal dan tidak tahu mengapa ia melakukan semua itu.
Dalam Islam, adu domba itu dinamakan Namimah. Rasulullah pernah melewati dua kuburan yang penghuninya disiksa, pertama dia yang tidak hati-hati dengan air kencing. Kedua adalah orang yang suka melakukan namimah (adu domba).
Medsos, adalah media dan medan yang sangat mudah dan luas cakupannya untuk dijadikan alat mengadu domba, bahkan sifatnya sangat masif dan tidak pandang bulu. Siapa pun bisa menjadi pelaku atau korban.
Hari ini, bisa jadi pelaku adu domba, tapi tidak menutup kemungkinan lain waktu justru ialah yang menjadi korbannya..
Jagalah dua yang menjadi sumber fitnah, apa yang di antara dua bibir dan dua paha. Sekarang istilah dua bibir bisa diganti dengan dua jempol.
Mengingatkan saja, adu domba ini jahat sekali, bahasanya bisa halus, tapi efeknya mematikan. Biasanya yang dipancing itu adalah reaksi amarah. Begitu amarah ini muncul, maka segalanya bisa menjadi tidak terkendali. "La taghdhab walakal jannah (janganlah suka marah, maka bagimu surga)", begitu Rasulullah menasehati.
Mari kita hadapi kaum pengadu domba ini, dengan cara yang elegan. Satu, saring berita sebelum sharing. Dua, carilah berita pembanding dari sumber yang kredibel. Tiga, tetap dalam koridor ilmu alias tidak gegabah jika ternyata berita itu benar karena bisa jadi yang membawanya adalah seorang yang fasiq.
Adu domba tidak menguntungkan dua pihak yang diadu. Karena yang memperoleh keuntungan adalah pihak si pengadu. Makaten, Allahu a'lam.
#SM
#Adudomba
Komentar